Caci Maki

Standar

CaciMaki saja diriku..

Begitu kono sebuah lirik lagu terkenal ketika saya masih kuliah. Sudah lama tidak mendengarnya, dan kemudian mendadak seminggu yang lalu aku membacanya dari status seorang teman di jejaring sosial. Kurang lebih sama dengan apa yang aku rasakan – mencaci maki diri sendiri ketika sudah lama sekali. LAMAAAA sekali, sungguh terlalu lama untuk tidak menulis.

Betapa bandelnya aku, masuk ke dalam jurang bernama kemalasan dan berteman dengan keacuhan. Sangat tidak bijakasana dan sangat tidak menguntungkan bagi saya dan bagi saya. Sungguh apa yang bisa membuat saya duduk diam dan menulis – apapun yang ada di benak. Sunggu sangat sederhana.

Tengok saja kalender di blog ini. Mungkin terakhir kali aku menuliskan sesuatu adalah Tahun lalu! Doh! Kemana saja saya selama ini, kemana saja semua yang dulu saya bawa atas nama semangat dan atas nama kecintaan. Tertinggal entah  b di ranselnya, atau mungkin saja saya lupa saya taruk di loker mana waktu itu. Kehilangan kuncinya dan memilih untuk tidak peduli. Ya, memilih untuk tidak membahasnya, di saat lingkungan sekitar menulis, berkreatif, membuat banyak hal dan menghasilkan banyak hal. Tidak hanya materi, namun banyak untuk kepentingan Jiwa – aku masih saja memaki diri sendiri. Masih – persis seperti tahun lalu.

tidak pergi kemana-mana kan ?

Namun, masih beruntung kemudian ketika beberapa tulisan saya seperti hidup dan tiba-tiba nongol di screen saver saya – meminta di konfirmasi untuk di save ulang, semacam melambai-lambai untuk di sentuh kembali. Bukan hanya untuk ditengok sebentar dan kemudian ditutup lagi. Sungguh! mereka ingin disetubuhi, mereka ingin diluruhkan menjadi satu denganku.

Lupakan semua jejaring sosial yang ada. Mungkin sebaiknya aku menyepi dan ‘ngumpet’ beberapa saat. Bukan untuk apa-apa, namun untuk bisa melakukan sesuatu itu, menghasilkan sesuatu yang bisa saya banggakan, saya edarkan, dinikmati teman-teman sejagad. dikomentari, di caci maki.

Dan bukankan dunia ini bulat, semua yang diatas akan kembali ke bawah, dan yang di bawah beranjak ke atas. Kita hanya bersiap-siap traveling, menuju ke atas atau turun ke bawah. Sama-sama sebuah perjalanan.

Hubud.

June 7th 2013

Tinggalkan komentar