Kiki dan Pelangi, Riwayatmu Kini….

Standar
 image[5]
Gambar ini sama sekali tidak cute.
Jangan terkecoh dengan betapa ‘adorable’ nya mereka. Mustinya pertanyaan pertama ketika kita melihat gambar ini adalah, kenapa mereka ada di gerobak sorong. Bukankah mereka seharusnya ada di Alam liar – what the hell are they doing here..?

It’s all our mistake. YES, it is.
Bayi-bayi orangutan ini mustinya tidak jadi yatim piatu dan masuk kandang setiap sorenya. Mereka harusnya bergelantungan di alam liar, mereka tidak seharusnya minum susu dari dot dan digendong mesra layaknya bayi oleh manusia.

Kemana Ibu mereka …?

Mati.

Kenapa ?

Dibunuh.

Kenapa ? Karena mereka harus menyingkirkan semua yang ada di dalam hutan ketika para pengusaha besar memperkerjakan orang-orang dengan gergaji mesin dan maju untuk menggunduli hutan.

Kenapa menggunduli hutan? Karena mereka perlu kelapa sawit. Dalam minyak goreng yang kita gunakan tiap hari, di komestik yang bikin anda kinyis-kinyis, dalam snack yang anak-anak kita komsumsi tiap hari.

Loh, apa iya ?
100% iya.

Para orangutan ini kehilangan habitatnya. Lari kesana-sini mencari ‘rumah yang baru’ dan berakhir ketemu manusia.
Kalau tidak sih, saya yakin 100% mereka ogah ketemu kita. Mereka berusaha menghindari manusia.
Kenapa ? Tentu saja!
Pertama mereka pasti sudah mendengar rumour bahwa Manusia itu serakah, mereka emoh ketemu manusia yang konon gen-nya kurang lebih 97% sama dengan mereka.
Kedua, karena mereka tidak ingin dicap ‘imut’ lalu dimasukkan kandang selama bertahun-tahun hingga mereka LUPA. Lupa untuk tahu bagaimana caranya bergelayutan dari satu pohon ke pohon lain, lupa untuk tahu bagaimana enaknya buah-buahan segar di hutan. Mereka lupa untuk tahu bahwa habitat mereka adalah di alam liar.

KIKI
Sebut Kiki, 9-10 tahun.
Kiki baru saja diselamatkan oleh Tim International Animal Rescue di Kalimantan Barat, Pontianak. sabtu 05 Oktober 2013 lalu. Ketika kami datang, ‘pemiliknya’ mengklaim bahwa Kiki berusia 13 tahun. Dr Hewan yang menangani tidak yakin karena kiki begitu kecil dan malnutrisi untuk usia 13 tahun.
image
Lalu opini itu keluar dari si Bapak pemilik rumah :
“Kiki ini seperti manusia, dia makan nasi goreng, minum kopi, krupuk dan bakso”
Well, he’s not. He’s not human, he’s primate non human.
Kalaupun dia menganggap orangutan bernama Kiki ini manusia, kenapa di dikandangkan selama 13 tahun ? Akankah dia berbuat seperti itu pada anaknya? jelas TIDAK.

Orang-orang ini SALAH KAPRAH.
Mereka pikir mereka sudah berbuat benar dengan memelihara Kiki selama bertahun-tahun dan membuatnya seperti manusia.
Bagaimana jadi bila nanti dia mendapat kesempatan dilepaskan di hutan ? Memang akan ada yang jualan nasi di tengah hutan? menyediakan kopi hangat dan semangkok bakso ketika hujan lebat?

Kami kemudian melihatnya sebagai kesedihan.
Meski proses rescue ini berjalan mulus dan keluarga pemilik mau melepas dengan rela Kiki. Kami miris. Kami prihatin.
Kiki diambil paksa dari Ibunya ketika berusia beberapa bulan dan langsung masuk kandang.
Let say it has been 10 years, dia di’kandang’kan. Kami 100% yakin dia tidak tahu bagaimana caranya naik pohon dan berayun dari satu dahan dari dahan lain.
Saya dan crew membicarakan ini dalam perjalanan pulang. Bagaimana shocknya Kiki setelah 10 tahun hanya mendekam di kandang bau dan kotor itu, kemudian tiba-tiba dikerumuni orang asing, dinaikkan ke dalam pick up dan menempuh 2 jam di jalanan rusak dan 8 jam ferry ?

image[1]
Dia pasti berpikir
“Mau dibawa kemana pula aku ini …?”
Bahkan kami berseroloh. Jangan-jangan dia akan menangis sedih, karena opini dia selama ini salah, bahwa dia adalah mahluk satu-satunya yang berbulu, berwarna cokelat kemerahan dan mempunyai tangan lebih panjang dari kakinya. Dia akan shock bila tiba di pusat rehabilitasi dan melihat akan banyak mahluk seperti dia. BANYAK.
PELANGI
Pelangi, 1 tahun mungkin lebih beruntung dari Kiki. Pelangi ditemukan tim rescue ketika dia masih belum genap setahun. Katakan dia memang tidak tahu bagaimana caranya berayun-ayun. Namun sekarang dia menjadi seorang pemberani – hampir setiap hari di pusat nursery, Pelangi menjadi bintang karena kelincahannya berayun-ayun.
image[7]
Dan percayalah ada banyak kasus yang lebih menyedihkan dari Pelangi dan Kiki. Banyak. dan Anda tidak akan mempercayainya manusia bisa berbuat seperti ini demi sebuah kelapa sawit. Damn palm oil!

Yayasan International Animan Rescue yang berada di Ketapang Kalimantan Barat ini sudah berusaha keras untuk menyelamatkan banyak orangutan, dan mengembalikan kembali mereka ke habitatnya.
Mereka kadang sedih, karena semakin banyak orangutan yang datang. Mereka sukses karena menyelamatkan banyak orangutan, namun bila boleh memilih tentu saja mereka tidak ingin menyelamatkan orangutan.
Ada satu adegan yang terekam kamera kami. Bayi orangutan berusia kira-kira 8 bulan mendekap erat Dr Hewan di pusat rehabilitasi.
Kami bertanya, apakah dia merasa senang orangutan ini bergantung padanya. Perempuan hebat ini berkata tidak, dia miris karena seharusnya bayi kecil ini digendong ibunya, menyusu dan bersenang-senang di hutan.

image[3]

Saya sedih, saya bingung, saya tidak tahu harus bagaimana.
Saya hanya mengambil beberapa gambar mereka dan pulang ke rumah untuk menulis ini. Semoga untuk saat ini, tulisan ini cukup untuk bisa berbagi dengan kalian, siapa tahu kalian ingin lebih banyak tahu dan berusaha bersama menyelamatkan mereka.

Siapa tahu….

Ubud
09 Oktober 2013

Tinggalkan komentar